GTA138 –Dalam era digital ini, belanja lewat media sosial sudah jadi hal biasa. Mulai dari barang unik di Instagram sampai jasa yang cuma bisa ditemukan lewat DM, semuanya bisa dibeli dengan sekali klik. Tapi ada kabar baru dari Chase Bank yang bisa mengubah cara kita bertransaksi online: mulai 23 Maret, mereka akan memblokir pembayaran Zelle ke penjual di media sosial dan aplikasi pesan instan.
Sebagai pengguna, saya cukup kaget dengan kebijakan ini. Di satu sisi, tujuannya memang untuk melindungi konsumen dari penipuan online, tapi di sisi lain, ini juga bisa bikin ribet, terutama bagi bisnis kecil yang mengandalkan media sosial untuk berjualan.
Kenapa Chase Memblokir Zelle di Media Sosial?
Perubahan ini diumumkan lewat pembaruan kebijakan pengguna yang dilakukan Chase pada hari Senin. Dalam kebijakan baru ini, bank menegaskan bahwa Zelle hanya diperuntukkan bagi transaksi antar individu yang saling mengenal, bukan untuk bertransaksi dengan penjual di Instagram, TikTok, atau marketplace lainnya.
“Untuk membantu melindungi Anda dari penipuan dan scam, layanan Zelle hanya boleh digunakan untuk pembayaran antara teman, keluarga, dan orang yang Anda percaya. Layanan ini tidak dimaksudkan untuk membeli barang dari penjual, retailer, atau merchant lain, termasuk melalui media sosial dan aplikasi pesan.”
Artinya, jika sistem Chase mendeteksi pembayaran Zelle berasal dari kontak di media sosial, mereka bisa menunda, menolak, atau memblokir transaksi tersebut.
Ada Hubungannya dengan Gugatan CFPB?
Kebijakan baru ini muncul dua bulan setelah Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) menggugat Zelle dan Chase, bersama dua bank lain yang memiliki layanan Zelle, yaitu Wells Fargo dan Bank of America.
Dalam gugatan tersebut, CFPB menuduh bahwa Early Warning Systems, perusahaan fintech yang menjalankan Zelle, terlalu terburu-buru merilis layanan ini demi bersaing dengan PayPal dan Venmo, tanpa memberikan perlindungan terhadap fraud.
Hasilnya? Sejak diluncurkan pada 2017, pelanggan dari tiga bank ini disebut kehilangan total $870 juta akibat penipuan yang melibatkan Zelle, sementara bank-bank tersebut gagal menginvestigasi keluhan atau mengganti dana yang hilang.
Jadi, bisa dibilang kebijakan baru Chase ini adalah upaya untuk menekan angka penipuan dan melindungi pengguna—sekaligus mungkin juga sebagai respons terhadap tekanan regulasi yang mereka hadapi.
Bisnis Kecil Bisa Kena Dampak
Meskipun langkah ini terdengar masuk akal untuk keamanan, banyak penjual kecil yang akan terkena dampaknya.
Banyak orang menggunakan Zelle untuk membeli barang dari toko-toko kecil di media sosial, terutama produk yang sulit ditemukan di platform besar seperti Amazon atau e-commerce lainnya. Sekarang, dengan pemblokiran ini, mereka harus mencari metode pembayaran lain seperti PayPal, Venmo, atau transfer bank tradisional—yang bisa jadi lebih lambat atau memiliki biaya tambahan.
Untuk pembeli, ini juga berarti lebih banyak langkah yang harus diambil saat bertransaksi. Dan jujur saja, bagi saya pribadi, sedikit merepotkan jika ingin mendukung bisnis kecil tapi harus cari metode pembayaran lain yang mungkin tidak sepraktis Zelle.
Keamanan vs Kenyamanan: Mana yang Lebih Penting?
Dari sudut pandang keamanan, langkah Chase ini memang masuk akal. Penipuan online semakin marak, dan media sosial sering jadi sarang bagi scammer yang menjual barang palsu atau bahkan tidak mengirim barang sama sekali.
Namun, ini juga jadi dilema antara keamanan dan kenyamanan. Di satu sisi, konsumen lebih terlindungi, tapi di sisi lain, bisnis kecil yang jujur ikut terkena dampaknya.
Bagi yang biasa belanja via DM, ini saatnya mencari alternatif pembayaran lain. Tapi untuk pelaku bisnis online, perubahan ini bisa jadi tantangan besar.
Bagaimana menurut kalian? Apakah langkah ini akan benar-benar mengurangi penipuan, atau justru menyulitkan bisnis kecil?